(Cerpen)
Tatkala senja membangunkanku dengan paksa dari tidur siangku yang sangat
lelap. Harianku sering kusebut dengan hari yang penuh kebingungan.
Semakin keras aku memikirkannya, dukalah yang menghampiri. Bermusuhan
terlalu berlebih dengan tubuh, sehingga menjadikan rasa resah dan
gelisah. Secangkir air putih segera kuteguk untuk membangunkan jiwa yang
lemah ini agar segera bangkit dari keterpurukan. Ditengah lingkungan
penuh jiwa yang terikat sifat-sifat yang terkadang menghibur kadang kala
juga menyinggung.
Belajar dari kisah-kisah seseorang yang dapat
menggugah jiwa lemah ini untuk bangkit dan segera membuat hal baru yang
menguntungkan. Karena kusadari bahwa penderitaan tak akan pernah
berakhir jika pikiran terus berprasangka buruk terhadap kehidupan.
Merasa paling menderita dari semua orang yang aku pikir itu hanyalah
dugaanku sendiri. Mencoba membuat segala sesuatu menjadi baik dengan
mencontoh pohon cendana yang selalu mengeluarkan aroma harum ketika
dipotong. Seperti halnya manusia semakin dihina dicaci dimaki, balaslah
dengan rendah hati tanpa dendam. Jangan menjadikan diri menjadi korban
dan jangan menjadikan mereka menjadi musuh. Mencoba membuat keadaan
damai dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti lebih
mendekatkan diri dengan Sang Pencipta dan cobalah mengubah penderitaan
menjadi kebahagiaan untuk menciptakan kedamaian dalam setiap perbuatan.